Senin, 19 Juni 2017

Penyebab, Gejala serta Pengobatan Osteoporosis

Penyebab, Gejala serta Pengobatan Osteoporosis - Tulang atau kerangka merupakan penopang tubuh vertebrata. Jika tubuh manusia tanpa tulang, mungkin mereka ttidak akan memiliki bentuk tubuh serta tidak dapat berdiri tegak sebagaimana mestinya. Tulang ini mulai terbentuk sejak dalam kandungan hingga sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Namun jika anda tidak merawat dan menjaganya dengan baik. Maka anda berisiko untuk terkena Osteoporis atau pengeroposan tulang.



Apa itu Osteoporosis?

Osteoporosis adalah penyakit yang menyerang tulang dimana kondisi dan kualitas kepadatan tulang mulai menurun yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Kondisi ini umumnya baru diketahui sejak setelah  ditemukannya retak pada tulang setelah seseorang mengalami jatuh ringan yang bisa terjadi pada pergelangan tangan, tulang belakang serta tulang pinggul.

Osteoporosis ini sering terjadi pada manula yang berusia 50-80 tahun. Dan wanita yang mengalami menopause memiliki risiko empat kali lebih besar dibandingkan pria untuk terkena osteoporosis. Meski demikian, wanita muda juga anak-anak pun berisiko juga untuk terkena osteoporosis.

Apa gejala Osteoporosis?
  • Kepadatan tulang berkurang secara perlahan dalam kurun waktu bertahun-tahun tanpa adanya gejala yang dirasakan. Osteoporosis baru akan diketahui saat terjadi keretakan pada tulang.
  • Kolaps tulang atau hancur yang dapat menyebabkan nyeri punggung yang menahun.
  • Jika tulang belakang hancur, maka akan mengalami kelengkungan pada tubuh yang bersifat abnormal yang menyebabkan ketegangan pada otot dan menimbulkan rasa sakit.
  • Tulang lain yang berisiko patah yang disebabkan oleh tekanan karena jatuh.
  • Jika terjadi patah tulang proses penyembuhannya akan lama.
Apa penyebab Osteoporosis?

Penyebab osteoporosis sendiri berbeda, bagaimana berdasarkan jenis kelamin seseorang. Penyebab osteoporosis pada wanita disebabkan oleh:
  • Mengalami menopause yang mengakibatkan penurunan hormon estrogen yang dapat mengakibatkan penurunan kepadatan tulang secara drastis.
  • Tidak mengalami siklus menstruasi selama 6 bulan lebih akibat olahraga atau diet.
  • Pernah melakukan operasi pengangkatan rahim sebelum usia 45 tahun.
  • Mengalami menopause sebelum usia 45 tahun.
Sedangkan penyebab Osteoporosis pada pria adalah:
  • Penggunaan alkohol yang berlebihan.
  • Mengalami Hipogonadisme.
  • Sering mengonsumsi obat-obatan seperti glukokortikoid atau obat steroid selama 3 bulan.
Selain hal-hal diatas, yang dapat berisiko untuk terkena Osteoporosis adalah:
  • Penderita gangguan kelenjar adrenal (sindrom cushing).
  • Kelenjar tiroid.
  • Kelenjar Paratiroid.
  • Kelenjar pituitari.
  • Riwayat keluarga.
  • Etnis asia atau kaukasia.
  • Ukuran tubuh seseorang yang kecil.
  • Tidak berolahraga dalam jangka waktu lama.
Pemeriksaan dan Pengobatan apa yang harus dilakukan bagi penderita Osteoporosis?
  • Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan pemindaian DEXA untuk mengukur kepadatan tulang, dan pemeriksaan FRAX untuk memprediksi keretakan tulang.
Sedangkan untuk pengobatannya, biasanya pihak medis akan memberikan obat-obatan yang bersifat hormon dan non hormon.
  • Pengobatan bersifat hormon meliputi, selective estrogen receptor modulators (SERMs), terapi penggantian hormon, pengobatann testosteron, kalsitonin dan hormon paratiroid. Sedangkan pengobatan non hormon meliputi, pemberian kalsium dan suplemen vitamin D, bisphosphomate, dan strontium renelate.
Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Dan kami beritahukan bahwa Informasi yang kami sampaikan bukanlah pengganti nasihat medis. Ini hanyalah sekedar informasi untuk anda mengenai Penyakit Osteoporosis. Terima kasih atas kunjungan anda dan sampai jumpa.

Minggu, 18 Juni 2017

Penyakit TBC - Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Pencegahan

Penyakit TBC - Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Pencegahan | Sebelumnya kami mengucapkan selamat datang kepada  anda di halaman situs blog kami. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas artikel mengenai Penyakit TBC. Untuk penjelasannya mari kita simak artikel berikut.



Penyakit TBC atau Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang sangat mudah menular yang terjadi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh adanya bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis (MTb atau MTbc), dan dalam banyak kasus penyakit ini bersifat mematikan. Dimana kondisi ini sering menyerang organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian tubuh lainnya.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui aktivitas batuk penderita dan mengeluarkan cipratan air liur yang mengenai orang sehat yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. Menurut WHO sendiri, penyakit ini tergolong sebagai penyakit endemik yang sulit dihilangkan dan termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia.

Gejala Penyakit TBC
  • Demam yang berlangsung lama pada malam hari yang disertai keringat malam.
  • Batuk berdahak yang berlangsung dalam 21 hari.
  • Sesak nafas.
  • Batuk berdarah.
  • Nyeri pada dada.
  • Merasa lemah.
  • Mengalami influenza.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Perasaan tidak enak (malaise).
Penyebab Penyakit TBC

Penyebab utama dari penyakit ini, karena adanya bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis. Yang kemudian basil tersebut akan menyebar diudara melalui cipratan air liur batuk penderita.
Berikut ada beberapa faktor risiko seseorang yang berisiko untuk terkena TBC, yaitu:
  • Orang yang mempunyai sitem kekebalan tubuh lemah, seperti HIV/AIDS dan diabetes serta kanker.
  • Seseorang yang tinggal di lingkungan kumuh.
  • Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi baik.
  • Petugas medis yang sering berhubungan dengan penderita TBC.
  • Manula serta anak-anak.
  • Pecandu minuman keras.
  • Perokok atau pengguna tembakau.
  • Penggunaan obat-obat terlarang (narkoba).
Diagnosa Penyakit TBC 
  1. Pemeriksaan dengan rontgen dada.
  2. Tes darah.
  3. Tes dahak.
  4. Tes mantoux.
Pencegahan Penyakit TBC
  • Melakukan vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
  • Mengurangi kontak dengan penderita TBC aktif.
  • Makan makanan yang sehat.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh dengan olahraga dan mengonsumsi suplemen vitamin C.
  • Melindungi mulut dan hidung atau masker.
  • Tidak lagi merokok dan menggunakan obat terlarang.
  • Hindari stres fisik dan mental.
  • Istirahat yang cukup.
Komplikasi dari Penyakit TBC
  • Terserang meningitis.
  • Mengalami kerusakan sendi.
  • Mengalami gangguan hati, ginjal atau jantung.
  • Nyeri pada tulang punggung.
Sekian artikel yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat serta dapat dijadikan referensi dalam pencegahan TBC. Informasi yang kami berikan ini bukan nasihat dokter, tetap periksakan diri anda jika mengalami gejala diatas. Terima kasih.

Mengenail Berbagai Jenis Penyakit Emboli

Mengenail Berbagai Jenis Penyakit Emboli | Emboli merupakan aliran darah yang mengalami hambatan berupa gelembung udara atau darah yang menggumpal yang dapat mengganggu organ tubuh karena kekurangan oksigen. Organ tubuh tersebut seperti otak, jantung dan paru-paru.


Emboli yang terjadi pada otak akan mengakibatkan terjadinya stroke, sedangkan emboli yang terjadi pada paru-paru, akan menyebabkan embolisme paru. Emboli sendiri terbagi kedalam beebrapa jenis, yaitu:
  • Emboli paru.
  • Emboli otak.
  • Emboli retina.
  • Emboli ketuban.
  • Emboli udara.
  • Emboli lemak.
  • Emboli septik.
Penyebab Emboli
  • Adanya gumpalan darah, hal ini dapat terjadi lebih mudah pada seseorang yang mengidap penyakit jantung, obesitas, kanker, dan kehamilan yang menyebabkan darah menggumpal lebih mudah.
  • Kolesterol, berasal dari pembentukan aterosklerosis dan berpindah pada aliran darah.
  • Air ketuban, merupakan cairan yang mengelilingi dan melindungi bayi dalam rahim.
  • Lemak, jika tulang mengalami keretakan bisa mengakibatkan terlepasnya partikel lemak dalam tulang ke dalam aliran darah.
  • Udara, adanya gelembung udara atau gas yang bisa memasuki aliran darah.
Ada beberapa faktor risiko seseorang untuk terkena  emboli adalah:
  • Ibu yang sedang hamil.
  • Perokok.
  • Penderita penyakit jantung.
  • Obesitas.
  • Penderita kolesterol.
  • Berusia diatas 60 tahun.
  • Tidak melakukan aktivitas fisik.
Gejala Emboli
  • Sesak nafas.
  • Nafas cepat atau mengi.
  • Pusing.
  • Detak jantung menjadi cepat.
  • Berkeringat berlebihan.
  • Batuk yang bisa mengeluarkan darah.
  • Sakit dada.
Pengobatan Emboli

Pengobatan emboli sangat bervariasi tergantung dimana letak sumbatan, ukuran penyumbatan, dan penyebab munculnya sumbatan tersebut. Biasanya pihak medis selalu memberikan obat-obatan untuk melarutkan penggumpalan darah yang muncul. Pengobatan ini disebut trombolisis, obat yang digunakan adalah warfarin, heparin, dan aspirin dosis rendah.

Pengobatan selanjutnya adalah embolektomi yaitu operasi untuk menghilangkan sumbatan yang terbentuk.
 
Pencegahan Emboli
  • Bergenti merokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Pola makan yang sehat.
  • Menurunkan berat badan.
Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Dan kami beritahukan bahwa Informasi yang kami sampaikan bukanlah pengganti nasihat medis. Ini hanyalah sekedar informasi untuk anda mengenai penyakit Emboli. Terima kasih atas kunjungan anda dan sampai jumpa.